jalan-thamrin

Jalan Thamrin sebagai sentra perdagangan

Jalan Thamrin merupakan kawasan perdagangan dan jasa, sekaligus sebagai kawasan transisi antara pusat perdagangan kota Denpasar dengan daerah yang sebagian besar merupakan permukiman. Selain keberadaan Puri Agung Pemecutan sebagai heritage bernilai historis-kultural tinggi, di sepanjang Jalan Thamrin berdiri sejumlah perkantoran dan perdagangan. Di kawasan ini berdiri kompleks pertokoan Lokitasari yang melegenda.

Selain kawasan perdagangan, kini Jalan Thamrin juga dikenal dengan ikon bioskop Denpasar Cineplex. Sebelumnya, sejak tahun 1986, di sini pernah berdiri bioskop Wisata 21 dari jaringan Cineplex 21. Namun, seiring meredupnya industri bioskop, pada tahun 2008, Wisata 21 ditutup. Pada tahun 2013, merespons kembali meningkatnya kebutuhan masyarakat Denpasar terhadap bioskop, berdirilah Denpasar Cineplex hingga sekarang.

Jalan Thamrin awalnya bernama Jalan Gambuh. Namun, pada tahun 1964, Pemerintah melakukan perubahan besar-besaran atas nama jalan di Kota Denpasar. Kala itu, nama jalan di Denpasar ditata menjadi empat sektor, yaitu sektor satu di Timur Laut menggunakan nama buah; sektor dua di Tenggara menggunakan nama pahlawan; sektor tiga di Barat Daya nama pulau/gunung; dan di Barat Laut menggunakan nama kesenian. Perubahan nama jalan disosialisasikan di surat kabar Suara Indonesia (nama lama Bali Post) secara bersambung mulai edisi 29 Mei 1964 (di halaman depan dan kemudian di halaman dalam). Saat itu banyak jalan yang mengalami perubahan nama, kecuali Jalan Gajah Mada.

Jalan Gambuh yang berada di sektor tenggara turut berubah nama menjadi Jalan Thamrin yang merujuk nama salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *