pura maospait 3

Pura Maospait

Pura Maospahit merupakan salah satu peninggalan zaman Bali Kuno. Menurut lontar Purana Tattwa Pura Maospahit yang tersimpan di Griya Kekeran, Blahbatuh, Pura Maospahit awalnya didirikan Patih Ki Kebo Iwa sekitar tahun Isaka 1200 atau 1278 Masehi. Kala itu, Kebo Iwa dalam perjalanan menyusuri desa-desa, seperti Bualu, Pecatu, Tugaling Pring serta Kalijajuan. Saat hendak menuju Kapal, patih termahsyur itu sempat mendirikan Parahyangan Candi Raras Maospahit.

Candi Raras Maospahit memang diduga kuat sebagai bangunan paling awal di pura tersebut. Kata Maos diduga berasal dari kata mawos yang berarti berbuah. Makna ini sejajar dengan maja yang juga berupa buah. Namun, ada juga versi lain yang menyebut Maospahit berasal dari kata maos yang artinya berbicara serta pahit yang artinya kesulitan atau masalah. Konon, pada masa lalu, jika ada masalah-masalah kerajaan yang sulit, kerap dibahas di Pura Maospahit dan solusi pun akhirnya bisa didapat.

Penelitian dari Proyek Penggalian Seni Budaya Klasik Tahun 1980/1981, yang hasilnya dituangkan dalam Hasil Inventarisasi Pura-pura/Tempat-tempat Bersejarah dalam rangka Rerouting Pariwisata Daerah Bali, menyatakan Pura Maospahit pernah difungsikan sebagai pura Kerajaan Badung.

Kini Pura Maospahit di-empon oleh keluarga besar pamangku pura yang jumlahnya sekitar 30 kepala keluarga (KK). Pujawali (upacara hari peringatan pendirian pura) ini dilakukan dua kali setahun. Pertama, saat Purnama Kapat (purnama bulan ke empat dalam penanggalan Bali, sekitar bulan Oktober) dan Purnama Kadasa (purnama bulan ke sepuluh dalam penanggalan Bali, sekitar bulan Maret).

 

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *