Di utara Setra Agung Badung, Desa Pekraman Denpasar terdapat dua pusaka budaya penting berupa Makam Keramat Ratu Ayu Siti Khodijah Pemecutan dan Kuburan Tuan Miora dari Jepang. Kuburan Tuan Miora dan Makam Keramat Ratu Ayu Siti Khodijah Pemecutan letaknya berjejer terletak di sebelah timur Pura Dalem Kahyangan Denpasar.
Tuan Miora Djo adalah seorang tentara Jepang yang lahir pada tahun 1888. Ia meninggal pada tanggal 7 September 1945. Pada masa hidupnya ia begitu kecewa akan kebiadaban dan kekerasan yang dilakukan oleh penjajah. Ia berbalik haluan memihak kepada warga pribumi dan banyak menolong warga pribumi. Sebelum meninggal ia berpesan agar dapat dikubur bersama-sama rakyat di Sema Badung.
Makam Keramat Ratu Ayu Siti Khotijah Pemecutan, merupakan makam salah satu putri Raja Pemecutan bernama Gusti Ayu Made Rai atau disebut juga dengan Raden Ayu Pemecutan. Ia menikah dengan putra Raja Bangkalan yang bernama Raden Sosroningrat. Setelah pernikahan mereka, Dewi Ayu diajak ke Madura, memeluk agama Islam dan berganti nama menjadi Siti Khotijah.
Menurut legenda, makam Keramat Agung dipersembahkan untuk Siti Khotijah yang rela mengorbankan dirinya akibat kesalahpahaman, ketika para pengawal Kerajaan Pemecutan tak sengaja mendapatkannya sedang melakukan ibadah mengenakan kerudung putih. Ia disangka sedang memraktikkan ilmu gaib, ngeleak. Kisah salah paham tragis ini menyebabkan kematiannya dalam ketidakadilan.
Di dunia multikultural saat ini, kita berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya setiap hari. Kita harus mengingat kisah Siti Khotijah dan belajar untuk menghargai, menghormati, dan merayakan perbedaan ini. Dengan melakukan ini, akan membawa pemahaman, penerimaan, dan perdamaian yang lebih besar di antara kita semua.